SEMPURNA
“Kata Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sempurna/sem·pur·na/ a 1 utuh
dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela):; 2 lengkap;
komplet: 3 selesai dengan sebaik-baiknya; teratur dengan sangat baiknya:
4 baik sekali; terbaik:
“Iya,itu benar, namun seseorang ada seseorang yang
kukenal yang menurutku dapat menggambarkan apa yang dijabarkan oleh Kamus Besar
Bahasa Indonesia itu.
“Dia Akmal. Bahkan dari namanya pun, kedua
orangtuanya telah mengharapkan kesempurnaan. Akmal dalam bahasa Arab berarti
sempurna. Jika ada yang bertanya begaimana wajahnya, aku akan menjawab, dia
tampan. Dengan hidung yang meliuk indah, mata yang membuatmun sulit untuk
berpaling,alis yang menegaskan pandangan, rahang yang terlihat kokoh. Sifatnya?
Dia santun dan sopan, bisa menentukan sikap pada tempatnya , murah hati, suka
menolong. Sambil berangkat, ia sering membagi-bagikan makanan untuk orang-orang
jalanan. Pergaulannya? Tentu saja dia disukai banyak orang, memiliki teman
dimana-dimana, dia tidak pernah melupakan teman-teman masa kecilnya, namun
selalu mau berteman dengan siapapun teman barunya. Percintaan? Jangan ditanya,
setiap hari ada yang tulus hati meletakkan sebatang atau beberapa batang
cokelat dan surat. Tentu saja ia menerimanya, namun saking banyaknya ia tidak
member perlakuan khusus pada siapapun. Akademik? Ayolah, kau pasti bisa
menebaknya kan? Kimia,isika, matematika, biologi, sejarah, seolah dengan
mudahnya terpatri dalam otak di kepalanya. Berkebalikan denganku yang susah
sekali faham dengan materi-materi itu. Dia juga suka mengajari teman-temannya.
Bahkan penjelasan darinya lebih mudah dimengerti daripada guru. Pengetahuan
umumnya juga luas. Dia faham masalah politik-ekonomi yang sedang melanda negeri
ini dan negeri-negeri lain di dunia. Isu konspirasi juga dia mengerti betul.
Olahraga? Dia lebih suka sepakbola daripada basket. Berbeda dengan kebanyakan
anak laki-laki yang mencari popularitas lewat basket, dia lebih memilih sepak
bola karena murni keinginannya. Namun tetap saja dia populer. Lapangan selalu
penuh jika dia dan timnya bertanding melawan siapalah. Bahkan saat latihan
rutin di lapangan sekolah, para penggemarnya berjejer menonton hingga ia
selesai.
“oh, kau bertanya keluarganya?sudah kuduga kau pasti
akan tertarik. Secara ekonomi, keluarganya memang di tingkat menengah keatas.
Ayahnya mempunyai perusahaan multinasional di bidang property. Ibunya adalah
seorang dosen di sebuah universitas. Dengan semua itu, dia seharusnya bisa meminta
apa saja kan? Minta dibelikan mobil misalnya, seperti anak-anak lain untuk
hadiah di ulang tahun ketujuh belas mereka. Tapi tidak, dia tidak meminta
apapun. Dia belum membutuhkan mobil, katanya. Oh ya hampir terlupa. Dia juga
sudah memiliki penghasilan sendiri lewat buku-bukunya yang sudah terbit. Benar
kan? Sudah kubilang kalau dia itu sempurna. Kau percaya kan? Kau akan percaya
jika bertemu dengannya.”
***
Pada malam hari, ketika rembulan sedang terang
benderang, kita sering bertemu dan berbicara.
“kau tidak perlu membicarakanku pada semua orang
kan?”
“kenapa? Aku ingin semua orang mengenalmu. Aku ingin
semua orang tahu,”
Dia tersenyum—dia memang selalu tersenyum dan
senyumnya menawan— dan mengangguk,”aku mengerti. Tapi bukankah lebih baik jika
kau menceritakan dirimu sendiri? Kau juga sempurna. Jauh lebih sempurna
dariku,”
Aku menggeleng,”tidak. Aku hanya ingin bercerita
tentangmu,”
“baiklah kalau itu maumu,”dia mengelus
rambutku,”tapi ada syarat jika kau ingin terus bercerita tentangku pada orang
orang,”
“apa?”
Aku menatapnya, cahaya bulan menyinari sebagian
wajahnya. Indah.
“jangan melupakan dirimu sendiri,”
Aku tertawa,”setiap kita berbicara, kau selalu
mengatakan itu. Tentu aku tidak lupa.”
Akmal tersenyum lagi, senyumannya agak sedih,”tapi
kau hampir selalu melupakan dirimu,
aku khawatir.”
“khawatirkanlah aku, lalu ajak aku bersamamu,”
Sudah kuprediksi, dia pasti menolak. Seperti
hari-hari sebelumnya. Akmal menggeleng tegas,”Tidak . tidak saat ini,”
Setelah itu dia akan menghentikan percakapan pada
hari ini. Dan pergi.
***
Lalu setiap pagi, aku akan merajuk pada ibu.
“ibu, kenapa ibu tidak membolehkan aku pergi bersama
Akmal?”
Ibu yang sedang merapikan tempat tidurku menjawab,
“bukannya dia yang tidak membolehkanmu pergi kan?”
“eh? Bagaimana ibu tahu? Bukannya Akmal berbicara
padaku, bukan pada ibu?”
“kau kan mengatakannya setiap pagi, nak,”
“oh iya”
Ibu duduk disampingku,”tadi malam Akmal berbicara
pada ibu,”
Aku langsung antusias,”oh ya? Biasanya dia hanya
berbicara padaku,selama sepuluh tahun terakhir”
“iya, dia bilang pada ibu agar kau tidak melupakan
dirimu,”kata ibu sambil mengusap rambut panjangku.
“aku tidak melakukannya,kok,”
“dia juga bilang agar ibu selalu menjagamu. Karena
dia tidak bisa terus-terusan menjaga dan berbicara padamu lagi,”
Aku menjadi sedih,”kenapa? Bukannya tugasnya sebagai
kakak untuk menjaga adiknya?”
Ya. Aku adik Akmal, jarakku dengannya terpaut lima
menit.
Ayahku juga ayah Akmal, ibuku juga ibu Akmal.
“iya nak, tapi kau kan sudah besar. Akmal juga
memiliki urusan tersendiri kan?”
Aku mengangguk-angguk. Meski aku hanya bisa menebak
urusan apa yang dimiliki Akmal sampai dia harus menitipkanku pada ibu.
“oh ya nak, bukannya besok kau ulang tahun yang
ketujuh belas?”
Oh! Aku baru ingat. Berarti ulang tahun Akmal juga.
“iya iya”
“kau ingin ibu dan ayah beri apa? Karena ini yang ketujuh
belas, permintaannya yang berbeda ya, jangan seperti tahun-tahun kemarin,”
“Bagaimana lagi keinginanku Cuma kalian mengakui
kalau Akmal itu sepertiku, hanya mengakui saja,”
Wajah ibu sudah berubah sedih,”tapi dia tidak sama
sepertimu nak,”
“Akmal tidak sama sepertiku memang. Dia
baik,sopan,pintar,jago olahraga—“
“bukan seperti itu,”
“lalu apalagi bu?”
Wajah ibu kembali melembut,”kau lebih beruntung
daripada dia nak, kau satu-satunya yang ibu miliki,”ibu memelukku.
Aku melepas pelukan ibu,”ibu kan juga punya
Akmal,”aku membantah.
“sayang, kau lupa lagi ya?” mata ibu
berkaca-kaca,”kau jauh….jauh lebih beruntung daripada Akmal. Jika kau bilang
dia memiliki semua kesempurnaan, tapi semua kesempurnaan itu tidak ada artinya
dibanding apa yang kau punya,”
Aku mencoba memahami kalimat ibu. Sebenarnya kalimat
itu telah setiap hari kudengar, namun aku selalu mencoba memahaminya lagi.
“Apa yang aku punya?”
Ibu menggenggam tanganku,”kehidupan,”
Selanjutnya ingatan tentang rumahku yang ramai
dengan orang-orang membacakan ayat-ayat suci, tubuh Akmal yang saat itu masih
berumur tujuh tahun yang ditutupi kain, serta ibuku yang menangis
berputar-putar dikepalaku.
Setelah itu yang kuingat bahwa ibu berseru-seru
memanggil suster dan mereka memegangi kaki dan tanganku dengan erat.
***
“kau membuat keributan lagi, bukankah aku sudah
menitipkanmu kepada ibu?”
“jadi kau sungguhan bicara pada ibu?”
Akmal mengangguk,”tentu saja,”
“oh ya Akmal, besok kita berulang tahun ketujuh
belas. Apa yang kau inginkan? Kalau aku, ingin ikut denganmu,”
Tidak seperti biasa, Akmal terdiam sebentar,”aku
juga ingin bersama denganmu,”
Aku kaget,sekaligus senang,”jadi aku boleh ikut?”
“tidak,”Akmal menolak lagi.
“kau bilang ingin bersamaku juga?”
“yang kuinginkan sebenarnya adalah,”Akmal menatapku,”aku
ingin kau melihatku dengan cara yang berbeda. Tidak seperti ini.”
“maksudnya?”aku bertanya padanya.
“maksudnya adalah, kau akan mengingatku dengan
terseyum. Mengenangku dengan ikhlas. Membahagiakan ibu dan ayah, dan yang
terpenting, melepasku.”
Aku membuka mulut bermaksud menjawab perkataannya,
tapi Akmal kembali berbicara lagi,
“aku sudah menemanimu selama hampir tujuh belas
tahun.Lebih dari cukup untuk kau tahu kalau aku juga menyayangimu. Dunia kita
sudah tidak sama lagi,”Akmal tersenyum lagi,”jadi kau mau melepasku dengan
ikhlas kan?”
“be….berarti…”sebuah kesadaran seperti memukul
pikiranku dengan keras,”yang ibu bilang, kalau aku lebih beruntung darimu itu
benar?”
Akmal mengangguk, tersenyum lebih lebar,”kau masih
mempunyai kehidupan,”
“aku masih
mempunyai…..kehidupan?”
Akmal mengangguk-angguk.
“tapi,.. aku merasa aku akan bersamamu besok,” aku merasakan perasaan aneh yang menyenangkan
sebelum aku terlelap.
“oh ya?”
“iya, sungguh,”
“seperti apakah itu?”
“entahlah, kau,aku ibu, ayah, kita akan dapat
bersama lagi. Bukankah itu menyenangkan? Kau senang kan? Kau senang?”
Akmal berfikir sebentar, tapi dia tak bisa
menyembunyikan senyumannya,”aku sudah tidak lagi berbicara dengan ayah,”
“Jadi, apa aku harus melepasmu? Tidak kan?”
“Aku juga tidak tahu, kuharap, aku bisa bersama
kalian,”
***
Pukul 05.53 wib, Daerah ini
diguncang oleh gempa berkekuatan 5,9 SR versi BMKG dengan pusat gempa 38 km di
kedalaman 33 km di bawah permukaan air laut. Sedangkan versi World Wide
Seismic Network (WWSN) yang berpusat di Amerika, berkekuatan 6,2 Scala Richter,
dan pusat gempa 27 pada kedalaman 17 km atau pada koordinat 8,26 LS dan 110,33
BT.
Akibat gempa yang mengejutkan ini, dengan seketika
sebanyak 27.000 rumah ambruk berantakan, termasuk sebuah rumah sakit jiwa, ribuan
jiwa melayang, korban luka-luka tak berbilang. Kerusakan pun mencapai 10 %.
Gempa dahsyat ini tak hanya meruntuhkan materi, namun jiwa manusia turut
tergoncang hebat.
TAMAT
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar